Sejarah Padang Sidempuan (1): Guru Dja Mangantar Wafat di Kemajoran Batavia, 1874; Murid Terbaik Willem Iskander
*Untuk melihat semua artikel Sejarah Padang Sidempuan di blog ini Klik Disini
Dja Mangantar gelar Baginda Radja hanyalah seseorang guru sekolah dasar, tetapi yg menjadi pertanyaan merupakan mengapa Pemerintah Hindia Belanda menciptakan makamnya pada Kemajoran Batavia begitu megah. Hal itu sangat jarang terjadi. Pemerintah Hindia Belanda memberikan penghargaan pada seorang pribumi bila sahih-sahih sangat berjasa. Bukankah Dja Mangantar gelar Baginda Radja hanya seorang guru?
Makam Dja Mangantar gelar Baginda Radja disebutkan berada di Kemajoran, Batavia. Disebutkan dalam keterangan foto yang dibuat Petz & Co, Dja Mangantar meninggal di Batavia pada tanggal 8 Oktober 1874 dalam usia 22 tahun dan dimakamkan di Kemajoran (Overleden op 8 Oktober 1874 op 22-jarige leeftijd). Masih muda, namun sudah mendapat penghargaan dari Pemerintah Hindia Belanda. Bagaimana bisa? Untuk memahaminya, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
![]() |
Makam Dja Mangantar di Kemajoran, Batavia, 1874 |
Dja Mangantar: Murid Terbaik Willem Iskander
Tunggu deskripsi lengkapnya
Meninggal di Batavia Dimakamkan di Kemajoran
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com