*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Tahun baru Islam telah usang berlalu (Jumat, 30 Agustus 2019). Tahun baru Cina sudah berlalu jua seminggu kemudian (25 Januari 2020). Tentu saja tahun baru Masehi selalu dimulai lepas 1 Januari. Itu jua telah berlalu. Lantaran semuanya telah berlalu, kita dapat melihat perbedaannya. Tahun baru paling semarak merupakan tahun baru Masehi (yang sekarang menjadi tahun baru internasional). Namun tempo doeloe, paling nir pada Indonesia (baca: Hindia Belanda). Tahun baru paling semarak adalah tahun baru Cina.
![]() |
Tahun Baru Cina di Batavia (Algemeen Hblad, 11-02-1938) |
Lantas bagaimana dengan tahun baru Islam? Sekali lagi, paling tidak di Hindia Belanda juga semarak dan lebih semarak dari tahun baru Masehi. Bagaimana bisa? Nah, itu dia. Tentu setiap hal pada masa ini dalam kehidupan sosial telah mengalami proses transformasi dari tempo doeloe. Oleh karena itu, untuk memahami masa kini (dalam menandai tahun baru) ada juga baiknya untuk sekali-sekali memutar jarum jam kembali ke masa lampau untuk memahami bagaimana tahun baru dimulai. Mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
![]() |
Tahun Baru Imlek dan Banjir (Java-bode, 29-01-1952 |
Tahun Baru Cina, Riwayatnya Tempo Doeloe
Tunggu deskripsi lengkapnya
Malam 1 Suro, 1 Muharram
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com