*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Lombok dalam blog ini Klik Disini
Keutamaan (kota) Bima pada era Hindia Belanda, karena pada kota ini sejak era VOC sudah menjadi bunda kota, loka dimana residen berada. Hubungan Bima
![]() |
Lukisan makam kuno di Bima (1821) |
Bagaimana kota Bima bangkit kembali pasca bencana gunung Tambora? Itu dimulai dari beberapa bangunan (situs) yang masih tersisa. Rumah penduduk luluh lantak, kapal-kapal yang berada di pantai tersapu habis dihantam tsunami yang puing-puingnya berada jauh di daratan di tengah kota. Bangun istna Radja Bima yang dibangun dengan konstruksi kuat masih tersisa kecualu atapnya rusak berat. Bangunan pemakaman kuno juga masih berdiri utuh. Secara keseluruhan ekonomi, pedagangan serta kemakmuran (kerajaan) Bima ratusan tahun jatuh ke titik nadir. Bima bangkit dan membangun kembali. Tidak mudah lagi. Untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Bencana Gunung Tambora dan Membangun Kembali Kota Bimma
Satu-satunya penanda navigasi sejarah kota Bima yang terpenting adalah situs makam kuno. Dari wujudnya (sebagaimana dilukis pada tahun 1821) menunjukkan lambang kemakmuran yakni membangun kuburan dengan bangunan yang tidak lazim. Bangunan ini sangat kuat terbuat dari batu yang direkatkan dengan semen, Kapan bangunan makam ini dibangun? Radja Bima pun tak tahu.
![]() |
Lukisan kota Bima (1821) |
Situs lainnya yang diabadikan oleh Reinwardt pada tahun 1821 adalah penampakan baru daei wajah kota yang dibangun kembali dengan latar belakang teluk Bima, yang mana pada horizon terlihat gunung Api.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com